TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syarief Hasan mengatakan agar sebuah negara maju dan sejahtera minimal harus memiliki 2 persen wirausaha dari total penduduknya. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 237 juta jiwa, dibutuhkan wirausaha minimal 4,7 juta.
“Kenyataannya, saat ini baru 592 ribu wirausaha di Indonesia atau baru 0,24 persen,” kata Syarief saat menjadi pembicara dalam kuliah umum kewirausahaan di program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Rabu, 14 Desember 2011. Untuk itu, harus ditumbuhkan setidaknya 4,1 juta wirausaha baru untuk memenuhi target minimal 2 persen di atas.
Namun untuk menuju target minimal di atas dirasakan akan menghadapi hambatan serius. Dia mengutip hasil survei Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada 2010. Sebanyak 83,18 persen lulusan perguruan tinggi berharap menjadi karyawan. Sementara untuk lulusan sekolah menengah atas, 60,87 persen menginginkan jadi karyawan.
Sementara yang bercita-cita menjadi pengusaha, untuk lulusan perguruan tinggi hanya 6,14 persen dan lulusan SMA hanya 22,63 persen.
Untuk itu pemerintah sudah meluncurkan gerakan kewirausahaan nasional pada 2 Februari 2011. Penumbuhan kewirausahaan dilakukan dengan media pembelajan formal di sekolah dan di luar sekolah.
Selain itu ada program mencetak 1.000 sarjana wirausaha yang diberi pelatihan usaha dan permodalan. Penumbuhan wirausaha juga dilakukan dengan perluasan sumber pembiayaan, kemitraan usaha, dan inkubator bisnis.
Syarief berharap anak-anak muda di Indonesia berminat menjadi wirausahawan baru, terutama bagi 8 juta pengangguran di Indonesia. Menurut Syarief, sektor itu terbukti mampu bertahan dari krisis ekonomi dan menciptakan nilai tambah sebuah produk melalui kreativitas dan inovasi.
Banyaknya wirausaha di sebuah negara juga terbukti mampu meningkatkan pendapatan per kapita. Misalnya di Singapura, wirausahanya yang mencapai 7 persen dari jumlah penduduk membuat pendapatan per kapitanya mencapai US$ 40.920. Malaysia yang jumlah wirausahanya 3 persen dari jumlah penduduk, pendapatan per kapitanya mencapai US$ 7.900. Sementara Indonesia dengan 0,24 persen, pendapatan per kapitanya hanya US$ 2.580.
sumber: tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar