Rabu, 04 Januari 2012

Politik Dua Liga Ancam Kiprah Tim Garuda

Kemajuan timnas terancam bermasalah sehubung dengan adanya perseteruan dua kubu dalam menggelar liga sepakbola nasional.

Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin dengan tegas menyatakan bahwa Liga Super Indonesia (ISL) tidak diakui sebagai kompetisi sah, dan semua pemain yang berlaga di kompetisi tersebut tidak diperbolehkan untuk mengenakan seragam merah putih.

Ini menjadi masalah besar karena banyak pemain kunci timnas yang bermain di ISL, termasuk bintang U-23 Titus Bonai, Patrich Wanggai dan Diego Michiels, dan juga duo pemain naturalisasi terbaru Victor Igbonefo dan Greg Nwokolo.

Dari segi sepakbola, praktis ini artinya Indonesia akan bertanding tidak dengan pemain-pemain terbaiknya.

Ini juga bisa merugikan karena bisa mengakibatkan friksi yang tidak penting antara para pemain dari dua liga.

Bagaimana juga dengan nasib pecinta bola tanah air yang ingin menyaksikan pemain-pemain kesayangan mereka?

Secara peraturan, PSSI tidak salah. Mungkin memang peraturan FIFA tidak membolehkan pemain di liga non-PSSI berjibaku untuk timnasnya.

Namun sebagai organisasi yang sifatnya nasional, harusnya bisa mengakomodasi kubu 'lawan', dan memastikan perang politik yang berdampak terhadap performa di lapangan hijau tidak terjadi.

Disaat yang bersamaan, kubu ISL juga seharusnya berjiwa besar, dan tidak mepolitisir keadaan demi kepentingan sendiri, seperti dengan mengadakan liga tandingan.

Jika tidak dihentikan sekarang, ini akan menjadi siklus yang merugikan. Sudah bagaikan politik saja.

Pada inti-nya, kedua kubu harus mengerti bahwa musuh persepakbolaan Indonesia bukan antar sesama kita. Tapi musuh kita sebenarnya adalah Malaysia, Vietnam, Singapura dan negara-negara lain-nya - dilihat dari kacamata sepakbola, tentunya.

Ketimbang sibuk berperang melawan yang seharusnya kawan, harusnya lebih fokus membangun kekuatan menghadapi lawan. Dalam hal ini, titik temu harus dicari supaya pemain-pemain terbaik bisa membelah tim Garuda, terlepas dari liga di mana mereka bermain.

Ini semua kan demi kepentingan yang lebih besar, yakni berjayanya Indonesia di kancah persepakbolaan dunia.

Negeri ini sudah terlalu sering dikotori dan dibuat pusing oleh politik. Lapangan hijau janganlah dijadikan panggung politik juga.

Sumber:http: //www.beritasatu.com/blog/olahraga/1206-catatan-timnas-politik-dua-liga-ancam-kiprah-tim-garuda.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar