Jakarta - Pemerintah akan mendorong pembuatan converter kit produksi dalam negeri. Namun khusus untuk liquiefied gas vehicle (LGV) masih terganjal belum adanya Standar Nasional Indonesia (SNI)
Diperkirakan akan ada 2,5 juta kebutuhan kendaraan yang berpotensi bisa dipasang converter kit. Jika ini benar-benar terjadi maka produksi converter kit dalam negeri akan memenuhi skala ekonomis, meski saat ini belum diproduksi massal.
"Ya kalau 2,5 juta pasti dipenuhi dalam negeri dong. Kalau 4000 per bulan, dikalikan 12 kan jadi kira-kira 48.0000, kalau diatas itu kan pasti ekonomis produksi dalam negeri, apalagi kalau 2,5 juta, ya pasti," kata Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Budi Darmadi saat ditemui di Kantornya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (4/01/2012)
Budi juga mengatakan bahwa saat ini industri dalam negeri mampu untuk memproduksi tangki gas, beberapa pipa, switch, serta housing untuk ICU dan regulator.
"Kalau saat ini kemampuan kita untuk membuat tabung LPG itu bisa untuk membuat tangki LGV (liquiefied gas vehicle), bukan CNG ya, LGV itu kira-kira 12 bar dan tabungnya lebih kecil,bisa diproduksi oleh pabrik LPG, klo CNG itu 200 bar, lebih besar,"katanya
Sedangkan mengenai SNI untuk tangki LGV, ia mengatakan akan disiapkan peraturan atau standar teknis untuk sementara waktu, karena bila menunggu SNI terbit akan memerlukan waktu yang lama.
"Kalau sekarang ini rancangan untuk CNG sudah ada, tapi ini kan LGV, beda dikit, nanti kita turunkan, dalam tahun ini. Nanti kalau tidak sempat bisa pakai SNI, ya kita pakai peraturan teknis saja, kalau SNI itu kan perlu sertifikasi, butuh waktu lama. Intinya ya standar teknis kita siapin nanti kita mengacu pada ISO," katanya
Untuk investasi sendiri, pihaknya masih mendalami potensi investasi di industri mesin dan peralatan."Kita sedang mendalami potensi investasi. Kemungkinan yang tumbuh mesin dan peralatan" ujarnya.
Program konversi dari BBM ke BBG sedang digalakan oleh pemerintah. Rencananya akan ada impor 250.000 converter kit untuk kebutuhan tahap awal program tersebut, selanjutnya akan diproduksi di dalam negeri.
sumber: detikfinance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar